Tuesday 22 November 2011

askep BBLR

ASUHAN KEPERAWATAN PADA
BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH
NUR ASNAH SITOHANG
Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara
BAB I
PENDAHULUAN
Tujuan kelahiran bayi ialah lahirnya seorang individu yang sehat dari seorang ibu yang sehat. Bayi lahir sehat artinya tidak mempunyai gejala sisa atau tidak mempunyai kemungkinan mendapatkan gejala yang penyebabnya dapat dicegah dengan pengawasan antenatal dan perinatal yang baik.
Sekarang telah banyak diketahui bahwa penyakit bayi baru lahir merupakan kelanjutan penyakit ibu atau disebabkan oleh kelainan pada kehamilan dan kelahiran. Tentang hubungan penyakit ibu dengan morbiditas janin secara singkat dapat diuraikan sebagai berikut :
( 1 ) transmisi daripada bahan yang menyebabkan penyakit
( 2 ) menyebabkan induksi kelahiran prematuritas
( 3 ) menyebabkan perubahan pada status fisiologi janin
( 4 ) menyebabkan perubahan lingkungan intrauterine
( 5 ) efek farmakologis daripada obat yang diberikan pada ibu.
Akibat ekstrim daripada penyakit ibu pada janin ialah : abortus,kematian janin intra uterin,BBLR ( prematuritas,dismaturitas),kematian neonatal,kelainan congenital,morbiditas neonatal dan sekuele neurologist.
Khusus untuk masalah BBLR ,sampai saat ini masih banyak ditemukan bayi lahir dengan berat badan lahir rendah dengan berbagai penyebab. Dimana bayi BBLR akan mengalami banyak masalah yang akhirnya meningkatkan angka morbiditas dan mortalitas pada bayi.
Untuk menurunkan angka morbiditas dan mortalitas bayi karena BBLR tersebut menjadi tanggung jawab tenaga kesehatan baik dokter maupun perawat., khususnya perawat anak dengan menggunakan pendekatan asuhan keperawatan .
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
1. Defenisi
Bayi berat badan lahir rendah ( BBLR ) adalah : bayi baru lahir yang berat badan lahirnya pada saat kelahiran kurang dari 2500 gram. Dahulu neonatus dengan berat badan lahir kurang dari 2500 gram atau sama dengan 2500 gram disebut prematur. Pada tahun 1961 oleh WHO semua bayi yang baru lahir dengan berat lahir kurang dari 2500 gram disebut Low Birth Weight Infants ( BBLR).
©2004 Digitized by USU digital library 1
Berdasarkan pengertian di atas maka bayi dengan berat badan lahir rendah dapat dibagi menjadi 2 golongan :
1.1. Prematuritas murni.
Adalah: bayi lahir dengan umur kehamilan kurang dari 37 minggu dan mempunyai berat badan sesuai dengan berat badan untuk masa kehamilan atau disebut Neonatus Kurang Bulan – Sesuai Masa Kehamilan ( NKB- SMK).
1. 2. Dismaturitas.
Adalah : bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa kehamilan, dismatur dapat terjadi dalam preterm, term, dan post term. Dismatur ini dapat juga: Neonatus Kurang Bulan – Kecil untuk Masa Kehamilan (NKB- KMK)
Neonatus Cukup Bulan-Kecil Masa Kehamilan ( NCB-KMK ), Neonatus Lebih Bulan-Kecil Masa Kehamilan ( NLB- KMK ).
2. Etiologi BBLR
2.1. Faktor Ibu.
a. Penyakit :
Penyakit yang berhubungan langsung dengan kehamilan misalnya :perdarahan antepartum, trauma fisik dan psikologis, DM,toksemia gravidarum, dan nefritis akut.
b. Usia ibu :
Angka kejadian prematuritas tertinggi ialah pada usia < 20 tahun, dan multi gravida yang jarak kelahiran terlalu dekat.Kejadian terendah ialah pada usia antara 26 – 35 tahun
c. Keadaan sosial ekonomi :
Keadaan ini sangat berperanan terhadap timbulnya prematuritas. Kejadian tertinggi terdapat pada golongan sosial ekonomi rendah.
Hal ini disebabkan oleh keadaan gizi yang kurang baik dan pengawasanantenatal yang kurang. Demikian pula kejadian prematuritas pada bayi yang lahir dari perkawinan yang tidak sah.ternyata lebih tinggi bila dibandingkan dengan bayi yang lahir dari perkawinan yang sah.
d. Sebab lain : ibu perokok, ibu peminum alkohol dan pecandu obat narkotik.
2.2. Faktor janin.
Hidramion, kehamilan ganda dan kelainan kromosom.
2.3. Faktor lingkungan
Tempat tinggal di dataran tinggi radiasi dan zat-zat racun.
©2004 Digitized by USU digital library 2
2.3. Patofisiologi
Faktor ibu:
• Keadaan gizi ibu
• Usia ibu
• Penyakit ibu
• Taksemia gravidarum
• Perdarahan anteoartum
• DM, Pre eklamsia
• Keadaan lain, perokok, alkohol, narkotik
• Golongan sosial ekonomi
Faktor janin
• Hidramion
• Kehamilan ganda
• Kelainan kromosom
Faktor lingkungan
• Tempat tinggal di dataran tinggi
• Radiasi
• Zat-zat racun
B B L R
• Sindrom aspirasi
• Akspiksia intra uterin janin
• Cairan amnion bercampur dengan mekonium dan lengket di paru janin
• Bayi tampak kurus
• Relatif lebih panjang
• Kulit longgar, jaringan lemak
Imaturias hepar
Gangguan Konjugasi hepar
Defisit albumin
Hiperbilirubinemia
• Resiko perubahan suhu
• Resiko kerusakan integritas kulit
• Masalah kolaborasi HIPOGLIKEMIA
• Prematur KDG < 20 mg/dl
• Matur KGD < 30 mg/dl
Bilirubin indirec
> 20 mg/dl
Kernicterus
• Letargi
• Kejang tonus otot meningkat, leher kaku kemampuan hisap menurun
Tanda:
• Pucat, tidak mau minum, lemah, apatis, kejang
©2004 Digitized by USU digital library 3
2.4. Penatalaksanaan prematuritas murni
Mengingat belum sempurnanya kerja alat-alat tubuh yang perlu untuk pertumbuhan dan perkembangan serta penyesuaian diri dengan lingkungan hidup di luar uterus maka perlu diperhatikan pengaturan suhu lingkungan, pemberian makanan dan bila perlu oksigen, mencegah infeksi serta mencegah kekurangan vitamin dan zat besi.
2.4.1. Pengaturan suhu badan bayi prematuritas/ BBLR
Bayi prematuritas dengan cepat akan kehilangan panas badan dan menjadi hipotermia, karena pusat pengaturan panas badan belum berfungsi dengan baik, metabolismenya rendah dan permukaan badan relatif luas oleh karena itu bayi prematuritas harus dirawat di dalam inkubator sehingga panas badannya mendekati dalam rahim. Bila bayi dirawat dalam inkubator maka suhu bayi dengan berat badan , 2 kg adalah 35 derajat celcius dan untuk bayi dengan berat badan 2-2,5 kg adalah 33-34 derajat celcius. Bila inkubator tidak ada bayi dapat dibungkus dengan kain dan disampingnya ditaruh botol yang berisi air panas, sehingga panan badannya dapat dipertahankan.
2.4.2. Makanan bayi prematur
Alat pencernaan bayi prematur masih belum sempurna, lambung kecil, enzim pencernaan belum matang, sedangkan kebutuhan protein 3-5 gr/kg BB dan kalori 110 kal/kg BB sehingga pertumbuhannya dapat meningkat.
Pemberian minum bayi sekitar 3 jam setelah lahir dan didahului dengan menghisap cairan lambung. Refleks menghisap masih lemah,sehingga pemberian minum sebaiknya sedikit demi sedikit, tetapi frekwensi yang lebih sering. ASI merupakan makanan yang paling utama,sehingga ASI lah yang paling dahulu diberikan. Bila faktor menghisapnya kurang maka ASI dapat diperas dan diminumkan dengan sendok perlahan-lahan atau dengan memasang sonde menuju lambung. Permulaan cairan diberikan sekitar 50-60 cc/kg BB/ hari dan terus dinaikkan sampai mencapai sekitar 200 cc/kg BB/ hari.
2.4.3. Menghindari infeksi
Bayi prematuritas mudah sekali terkena infeksi, karena daya tahan tubuh yang masih lemah,kemampuan leukosit masih kurang dan pembentukan anti bodi belum sempurna. Oleh karena itu, upaya preventif sudah dilakukan sejak pengawasan antenatal sehinggatidak terjadi persalinan prematuritas ( BBLR). Dengan demikian perawatan dan pengawasan bayi prematuritas secara khusus dan terisolasi dengan baik.
2.5. Penatalaksanaan dismaturitas (KMK)
1. Pemeriksaan pertumbuhan dan perkembangan janin intra uterina serta menemukan gangguan pertumbuhan misalnya dengan pemeriksaan ultra sonografi.
2. Memeriksa kadar gula darah ( true glukose ) dengan dextrostix atau laboratorium kalau hipoglikemia perlu diatasi.
3. Pemeriksaan hematokrit dan mengobati hiperviskositasnya.
4. Bayi membutuhkan lebih banyak kalori dibandingkan dengan bayi SMK.
5. Melakukan tracheal-washing pada bayi yang diduga akan menderita aspirasi mekonium.
©2004 Digitized by USU digital library 4
6. Sebaiknya setiap jam dihitung frekwensi pernafasan danbila frekwensi lebih dari 60 x/ menit dibuat foto thorax.
5. Pemeriksaan diagnostik
1. Jumlah sel darah putih : 18.000/mm3, netrofil meningkat sampai 23.000-24.000/mm3, hari pertama setelah lahir (menurun bila ada sepsis ).
2. Hematokrit ( Ht ) : 43%- 61 % ( peningkatan sampai 65 % atau lebih menandakan polisitemia, penurunan kadar menunjukkan anemia atau hemoragic prenatal/perinatal ).
3. Hemoglobin (Hb) : 15-20 gr/dl (kadar lebih rendah berhubungan dengan anemia atau hemolisis berlebihan ).
4. Bilirubin total : 6 mg/dl pada hari pertama kehidupan, 8 mg/dl 1-2 hari, dan 12 mg/dl pada 3-5 hari.
5. Destrosix : tetes glukosa pertama selama 4-6 jam pertama setelah kelahiran rata-rata 40-50 mg/dl meningkat 60-70 mg/dl pada hari ketiga.
6. Pemantauan elektrolit ( Na, K, Cl ) : biasanya dalam batas normal pada awalnya.
7. Pemeriksaan Analisa gas darah.
6. Gambaran klinis
Menunjukkan belum sempurnanya fungsi organ tubuh dengan keadaannya lemah :
6.1. Fisik.
- bayi kecil
- pergrakan kurang dan masih lemah
- kepala lebih besar dari pada badan
- berat badan < 2500 gram
6.2. Kulit dan kelamin
- kulit tipis dan transparan
- lanugo banyak
- rambut halus dan tipis
- genitalia belum sempurna
6.3. Sistem syaraf
- refleks moro
- refleks menghisap, menelan, batuk belum sempurna
6.4. Sistem muskuloskeletal
- axifikasi tengkorak sedikit
- ubun-ubun dan satura lebar
- tulang rawan elastis kurang
- otot-otot masih hipotonik
- tungkai abduksi
- sendi lutut dan kaki fleksi
- kepala menghadap satu jurusan
6.5. Sistem pernafasan
- pernafasan belum teratur sering apnoe
- frekwensi nafas bervariasi
7. Komplikasi
1. Kerusakan bernafas : fungsi organ belum sempurna
2. Pneumonia, aspirasi : refleks menelan dan batuk belum sempurna
©2004 Digitized by USU digital library 5
3. Perdarahan intraventrikuler : perdarahan spontan di ventrikel otak lateral disebabkan anoksia menyebabkan hipoksia otak yang dapat menimbulkan terjadinya kegagalan peredaran darah sistemik.
8. Pengkajian dasar neonatus
8.1. Aktivitas/ istirahat
Bayi sadar mungkin 2-3 jam bebrapa hari pertama tidur sehari rata-rata 20 jam.
8.2. Pernafasan
Takipnea sementara dapat dilihat, khususnya setelah kelahiran cesaria atau persentasi bokong.
Pola nafas diafragmatik dan abdominal dengan gerakan sinkron dari dada dan abdomen, perhatikan adanya sekret yang mengganggu pernafasan, mengorok, pernafasan cuping hidung,
8. 3 . Makanan/ cairan
Berat badan rata-rata 2500-4000 gram ; kurang dari 2500 gr menunjukkan kecil untuk usia gestasi, pemberian nutrisi harus diperhatikan. Bayi dengan dehidrasi harus diberi infus. Beri minum dengan tetes ASI/ sonde karena refleks menelan BBLR belum sempurna,kebutuhan cairan untuk bayi baru lahir 120-150ml/kg BB/ hari.
8.4 . Berat badan
Kurang dari 2500 gram
8. 5. Suhu
BBLR mudah mengalami hipotermia, oleh sebab itu suhu tubuhnya harus dipertahankan.
8. 6. Integumen
Pada BBLR mempunyai adanya tanda-tanda kulit tampak mengkilat dan kering.
9. Diagnosa Keperawatan
9.1. Tidak efektifnya pola nafas berhubungan dengan maturitas pusat pernafasan, keterbatasan perkembangan otot, penurunan energi/kelelahan, ketidakseimbangan metabolik
Tujuan : Menunjukkan pola nafas yang efektif.
Kriteria : RR normal 40-60 kali/menit, jalan nafas paten, irama reguler. ©2004 Digitized by USU digital library 6
INTERVENSI KEPERAWATAN
RASIONAL
MANDIRI
1. Kaji frekwensi pernafasan dan pola pernafasan. Perhatikan adanya apnea dan perubahan frekwensi jantung, tonus otot dan warna kulit berkenaan dengan prosedur atau perawatan, lakukan pemantauan jantung dan pernafasan yang kontiniu.
2. Hisap jalan nafas sesuai kebutuhan.
3. Pertahankan suhu tubuh optimal
4. Posisikan bayi pada abdomen atau posisi terlentang dengan gulungan popok di bawah bahu untuk menghasilkan sedikit hiperekstensi.
1. Membantu dalam membedakan priode perputaran pernafasan yang normal dari serangan apnoe, yaitu terutama sering terjadi sebelum gestasi minggu ke-30.
2. Menghilangkan mukus yang menyumbat jalan nafas.
3. Hanya sedikit peningkatan atau penurunan suhu lingkungan dapat menimbulkan apnea.
4. Posisi ini dapat memudahkan pernafasan dan menurunkan episode apnoe, khususnya adanya hipoksia, asidosis metabolik atau hiperkapnea
KOLABORASI
1. Pantau pemeriksaan laboratorium (GDA, glukosa serum, elektrolit )
2. Berikan oksigen sesuai indikasi
1. Hipoksia,asidosis metabolik, hiperkapnea, hipoglikemia, hipopkalsemia, dan sepsis dapat memperberat serangan apnoe.
2. Perbaikan kadar oksigen dan karbondioksida dapat meningkatkan fungsi pernafasan.
9.2. Resiko tinggi tidak efektifnya thermoregulasi berhubungan dengan perkembangan SSP imatur (pusat regulasi suhu), penurunan rasio massa tubuh terhadap area permukaan, penurunan lemak sub kutan.
Tujuan : Mempertahankan suhu tubuh dalam batas normal ( 36,4-37,4)
INTERVENSI KEPERAWATAN
RASIONAL
MANDIRI
1. Kaji suhu dengan sering, periksa suhu rektal pada awalnya, selanjutnya periksa suhu aksila atau gunakan alat termostat dengan dasar terbuka dan penyebab hangat. Ulangi setiap 15 menit selama penghangatan ulang
1. Hiopotermia membuat bayi cenderung pada stress dingin, penggunaan simpanan lemak coklat yang tidak dapat diperbaharui bila ada dan penurunan sensitivitas untuk meningkatkan kadar CO2 (hiperkapnea) atau penurunan kadar O2 ( hipoksia )
©2004 Digitized by USU digital library 7
2. Tempatkan bayi pada isolette, penghangat, inkubator, tempat tidur terbuka dengan penyebar hangat, atau tempat tidur terbuka dengan pakaian tepat untuk bayi yang lebih besar atau lebih tua gunakan bantalan pemanas di bawah bayi bila perlu dalam hubungannya dengan tempat tidur isolette atau terbuka.
3. Ganti pakaian atau linen tempat tidur bila basah, pertahankan kepala bayi tetap tertutup.
KOLABORASI
1. Kolaborasi pemberian D-10 W dan ekspander volume secara intra vena bila diperlukan
2. Berikan obat-obatan sesuai indikasi fenobarbital, natrium bikarbonat
2. Mempertahankan lingkungan termo netral membantu mencegah stress dingin.
3. Mencegah kehilangan cairan melalui evavorasi.
1. Pemberian dextrose mungkin perlu untuk memperbaiki hipoglikemia,hipotensi karena vasodilatasi perifer mungkin memerlukan tindakan pada bayi yang mengalami stress panas, hipertermia dapat menyebabkan peningkatan dehidrasi 3-4 kali lipat.
2. Membantu mencegah kejang berkenaan dengan perubahan fungsi SSP yang disebabkan oleh hipertermia, memperbaiki asidosis yang dapat terjadi pada hipotermia dan hipertermia.
9.3. Resiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan immaturitas organ tubuh.
Tujuan : - Peningkatan berat badan 20-30 gr/hr
- Mempertahankan berat badan
©2004 Digitized by USU digital library 8
INTERVENSI KEPERAWATAN
RASIONAL
MANDIRI
1. Timbang berat badan bayi saat menerima di ruangan perawatan dan setelah itu setiap hari.
2. Auskultasi bising usus, perhatikan adanya distensi abdomen, adanya tangisan lemah yang diam bila dirangsang oral diberikan dan perilaku menghisap.
3. Lakukan pemberian makan oral awal dengan 5-15 ml air steril, kemudian dextrose dan air sesuai protokol rumah sakit, berlanjut pada formula untuk bayi yang makan melalui botol.
KOLABORASI
Berikan glukosa dengan segera peroral atau intravena bila kadar dextrostik kurang dari 45 mg/dl.
1. Menetapkan kebutuhan kalori dan cairan sesuai dengan BB dasar yang sesuai/ normal turun sebanyak 5%-10 % dalam 3-4 hari pertama dari kehidupan karena keterbatasan masukan oral.
2. Indikator yang menunjukkan neonatus lapar.
3. Pemberian makanan awal membantu memenuhi kebutuhan kalori dan cairan khususnya pada bayi yang laju metabolismenya menggunakan 100- 120 kal/ kg BB setiap 24 jam.
Bayi mungkin memerlukan suplemen glukosa untuk meningkatkan kadar serum.
9.4. Resiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit berhubungan dengan kapiler rapuh dekat permukaan kulit.
Tujuan : Mempertahankan kulit utuh bebas dari cedera dermal.
Kriteria : Integritas kulit baik.
©2004 Digitized by USU digital library 9
INTERVENSI KEPERAWATAN
RASIONAL
MANDIRI
1. Inspeksi kulit, perhatikan area kemerahan atau tekanan.
2. Berikan perawatan mulut dengan menggunakan salin atau gliserin scrab.
3. Berikan latihan gerak, perubahan posisi rutin dan bantal bulu domba atau terbuat dari bahan yang lembut.
4. Mandikan bayi dengan menggunakan air steril dan sabun meminimalkan manipulasi kulit bayi.
KOLABORASI
1. Berikan salep antibiotika.
2. Hindari penggunaan agen topikal keras, cuci tangan dengan hati-hati dengan fovidon setelah prosedur.
1. Mengidentifikasi area potensial kerusakan dermal, yang dapat mengakibatkan sepsis.
2. Membantu mencegah kekeringan dan pecah pada bibir.
3. Membantu mencegah kemungkinan nekrosis berhubungan denganedema dermis di atas penonjolan tulang.
4. Setelah beberapa (empat ) hari, kulit mengalami beberapa sifat bakterisidal karena pH asam.
1. Meningkatkan pemulihan pecah-pecah dari iritasi berkenaan dengan pemberian oksigen, dapat membantu mencegah infeksi.
2. Membantu mencegah kerusakan kulit dan kehilangan barrier pelindung epidural.
©2004 Digitized by USU digital library 10
9.5. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan respon imun imatur.
Tujuan : Tidak terjadi infeksi.
Kriteria : Leukosit normal, tali pusat tidak ada tanda-tanda infeksi.
INTERVENSI KEPERAWATAN
RASIONAL
MANDIRI
1. Tingkatkan cara-cara mencuci tangan pada staf, orang tua dan pekerja lain.
2. Pantau pengunjung akan adanya lesi kulit.
3. Kaji bayi terhadap tanda-tanda infeksi, misalnya : suhu, letargi atau perubahan perilaku.
4. Lakukan perawatan tali pusat sesuai ocal l rumah sakit.
5. Berikan ASI untuk pemberian makan bila tersedia.
KOLABORASI
Berikan antibiotika sesuai indikasi
1. Mencuci tangan adalah praktik yang penting untuk mencegah kontaminasi.
2. Penularan penyakit pada neonatus dari pengunjung dapat terjadi secara langsung.
3. Bermanfaat dalam mendiagnosa infeksi.
4. Penggunaan ocal l ocal, triple dye dapat membantu mencegah kolonisasi.
5. ASI mengandung Ig. A, makrofag, limfosit dan netropil yang memberikan beberapa perlindungan dari infeksi.
Mengatasi infeksi pernafasan atau sepsis.
BAB III
KESIMPULAN
Bayi berat badan lahir rendah adalah bayi baru lahir yang berat badan lahirnya pada saat kelahiran kurang dari 2500gr. BBLR dapat dibagi 2 golongan yaitu :
1. prematuritas murni
2. dismaturitas
Bayi yang lahir dengan berat badan lahir rendah sering mengalami masalah sukar bernafas, sukar dalam pemberian munim,ikterus berat dan infeksi.Bayi juga rentan menalami hipotermi jika tidak dalm incubator. Bayi ini memerlukan perawatan khusus. Bila fasilitas tempat bayi dilahirkan tidak memadai untuk perawatan bayi, maka bayi harus segera dirujuk ke rumah sakit yang memiliki fasilitas khusus untuk bayi yang lahir dengan berat badan rendah. Selama perjalanan ke tempat rujukan pastikan bahwa bayi terjaga tetap hangat . Bungkus bayi dengan kain lembut,kering,selimuti dan pakai topi untuk menghindari kehilangan panas.
Prognosis BBLR akan baik bila ditangani dengan cepat dan perawatan yang intensif.
©2004 Digitized by USU digital library 11
DAFTAR PUSTAKA
Bobak,Maternal Nursing Cae Plans,Mosby Company,1999
Ennis Sharon Axton,Pediatric Nursing Care Plans,2nd Edition,Pearson Education,New Jersey,2003
Nelson, Ilmu Kesehatan Anak I, Jakarta, EGC 1999
Whaley’s and Wong, Clinic Manual of Pediatric Nursing,4th Edition,Mosby Company,1996
Whaley and Wong,Pediatric Nursing Care Plans,Mosby Company,1999
Sowden Betz Cicilia, , Keperawatan Pediatric, Jakarta, EGC, 2002
Arvin, B.K (1999 ), Ilmu kesehatan anak, Jakarta ; EGC
Corwin, E.J ( 2001 ), Buku saku patofisiologi, editor, Endah P, Jakarta ; EGC
Doengoes, M. dkk, 2001, Rencana perawatan maternal/bayi, Ed 2, Jakarta; EGC
Manuaba, I.B,G 91998 ), Ilmu kebidanan, penyakit kandungan dan keluarga berencana, Jakarta ; EGC.
Mocthar, R, (1989 ), Sinopsis obstetri, Jakarta ; EGC.
Ngastiyah ( 1997 ), Perawatan anak sakit, Jakarta ; EGC.
Suriadi, dkk ( 2001 ), Asuhan keperawatan pada anak, Ed. I, Jakarta; EGC
Tucker, SM, dkk ( 1998 ), standart perawatan pasien, Ed. V, Jakarta ; EGC

No comments:

Post a Comment

chitika