Thursday 11 October 2012

ANESTESI REGIONAL PADA HIDROKELEKTOMI DENGAN RIWAYAT STRUMA NODOSA



Dibuat oleh: Budiman S A,Modifikasi terakhir pada Sat 04 of Sep, 2010 [01:21 UTC]
Abstrak
Hidrokelektomi adalah suatu tindakan pembedahan untuk mengeluarkan cairan dan memotong sebagian tunika vaginalis testis. Anestesi regional adalah tindakan medis dengan memberikan obat-obatan anestesi lokal ke ruang subarachnoid (anestesi spinal) atau rongga epidural (anestesi epidural) yang mengakibatkan terjadinya blokade sensoris dan atau motoris pada level yang dikehendaki yang bersifat sementara. Struma nodosa adalah tumor atau pembesaran pada kelenjar tiroid. Pada pasien ini dari anamnesa didapatkan keluhan ada benjolan di kantung pelir sebelah kanan, nyeri dan sulit buang air kecil . Kemudian akan dilakukan hidrokelektomi dengan anestesi regional. Pasien mempunyai riwayat benjolan dileher sejak kecil. Dari pemeriksaan fisik didapatkan benjolan pada buah pelir kanan dengan besar diameter 10cm, benjolan dileher dan secara umum tidak didapatkan kelainan.

Kata kunci :hidrokel, struma nodosa, hidrokelektomi, anestesi regional

Kasus
            Seorang laki-laki berusia 81 tahun datang ke IGD diantar keluarga dengan keluhan ada benjolan di kantung pelir sebelah kanan sejak 2 bulan yang lalu, benjolan semakin lama semakin besar. Selain itu pasien juga mengeluh nyeri dan sulit buang air kecil sejak 10 hari yang lalu, dan benjolan di leher dirasakan sejak kecil. Pasien mencoba berobat ke berbagai tempat seperti dokter dan pengobatan tradisional tetapi keluhan tidak membaik. Pasien memiliki riwayat benjolan di leher dirasakan sejak kecil, Riwayat kencing manis, hipertensi, asma, dan sakit jantung disangkal. Tidak ada riwayat alergi terhadap obat-obatan tertentu.
            Dari pemeriksaan didapatkan, Keadaan umum cukup, Kesadaran compos mentis,Tekanan Darah 110/80 mmHg, Nadi 80 x/menit, Respirasi 20 x/menit, Suhu 36,6 0 C. Pemeriksaan kepala-leher terdapat pembesaran kelenjar tiroid dengan diameter lebih kurang 10 cm. Pada thorak, abdomen dan ekstrimitas dalam batas normal, pada alat genital didapatkan benjolan di scrotum dextra  diameter lebih kurang 10 cm, kenyal, nyeri, diapanaskopi positif.           
Pemerikasaan penunjang : darah lengkap LED 1 jam H 50 mm, LED 2 jam H 75 mm.  Foto Thorax: bronchitis dan besar cor normal, ECG: dalam batas normal.

Diagnosis
            Hidrokel Testis Dextra

Terapi
Pada tindakan anestesi diberikan premedikasi berupa ondansetron 4 mg i.v dan antrain 1000 mgr i.v, pada induksi anastesi disuntikan secara SAB pada vertebra lumbal 3-4 obat yang digunakan adalah bupivacain 20mg, kemudian untuk menjaga oksigenasi diberikan O2 3L/m. setelah operasi diawasi tensi, nadi,dan pernafasan tiap setengah jam, Infus RL 20 tetes per menit, Inj Antrain 1gr/8 jam i.v, Bed rest 24 jam, Tidur menggunakan bantal.
           
Diskusi
Sebelum dilakukan operasi pada pasien ini kami melakukan kunjungan pra anestesi terlebih dahulu, hal ini bertujuan untuk mempersiapkan fisik dan mental pasien, merencanakan dan memilih teknik serta obat anestesi yang sesuai, serta menentukan klasifikasi sesuai dengan ASA sebagai gambaran prognosis pasien secara umum.
Keadaan umum pasien pada saat datang ke rumah sakit pada tanggal 2 Januari 2010 dalam keadaan baik dan kompos mentis. Pasien datang sendiri ke IGD dengan keluhan ada benjolan di kantung pelir sebelah kanan sejak ± 2 bulan yang lalu, benjolan semakin lama semakin besar. Selain itu pasien juga mengeluh nyeri dan sulit buang air kecil sejak ± 10 hari yang lalu, dan benjolan di leher dirasakan sejak kecil. Pasien mencoba berobat ke berbagai tempat seperti dokter dan pengobatan tradisional tetapi keluhan tidak membaik.
Setelah itu dilakukan pemeriksaan fisik pada pasien ini dan didapatkan adanya kelainan berupa konjungtiva mata sedikit pucat, ada benjolan atau massa di leher atau suatu struma nodosa, akan tetapi tanda dan gejala hipertiroid maupun hipotiroid tidak tampak pada pasien ini, dan adanya benjolan di skrotum sebelah kanan atau suatu hidrocele. Pada pasien ini dilakukan juga pemeriksaan penunjang berupa lab darah, rontgen thoraks, dan ECG.
Dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang diperoleh gambaran mengenai status fisik pasien pra-anestesi adalah ASA II, yaitu Pasien dengan penyakit sistemik ringan atau sedang yang tidak berhubungan dengan pembedahan, dan pasien masih dapat melakukan aktivitas sehari-hari. Setelah memenuhi syarat operasi, tanggal pelaksanaan operasi ditentukan. Pasien diminta untuk puasa selama 8 jam, dan untuk mengganti cairan yang hilang selama puasa, pasien diberikan infus RL 20 tetes per menit.
Berdasarkan status fisik pasien ASA II, maka jenis anestesi yang paling baik digunakan dalam operasi hidrocelectomy ini adalah dengan regional anestesi jenis spinal anestesia.
Anestesi regional adalah tindakan medis dengan memberikan obat-obatan anestesi lokal ke ruang subarachnoid (anestesi spinal) atau rongga epidural (anestesi epidural) yang mengakibatkan terjadinya blokade sensoris dan atau motoris pada level yang dikehendaki yang bersifat sementara. Fungsi motorik dapat terpengaruh sebagian atau seluruhnya dan pasien masih tetap dalam keadaan sadar. Analgesia spinal (intratekal, intradural, subdural, subarachnoid) ialah pemberian obat anastetik lokal ke dalam ruang subarachnoid. Anastesi spinal diperoleh dengan cara menyuntikan anestetik lokal ke dalam ruang subarachnoid.
Indikasi analgesia spinal : keinginan penderita, operasi pada daerah lower abdominalis (ekstremitas inferior, sectio caesaria, operasi urologi), penyakit mendasar : DM, kelainan katup, asma, uremia, PPOK yang muncul bersamaan dengan penyakit bagian bawah yang membutuhkan pembedahan ,misalnya DM dengan BPH atau PPOK dengan haemorrhoid, bedah abdomen atas dan pediatri biasanya dikombinasi dengan anestesi umum ringan.
Sedangkan kontraindikasi absolut analgesi spinal : pasien menolak, infeksi pada tempat penyuntikan, hipovolemia berat, syok, koagulopati atau mendapat terapi antikoagulan, tekanan intrakranial meninggi, fasilitas resusitasi minim, kurang pengalaman/tanpa didampingi konsultan anestesia. Dan kontraindikasi relatif analgesia spinal : infeksi sistemik (sepsis, bakteremi), infeksi sekitar tempat suntikan, kelainan neurologis, kelainan psikis, bedah lama, penyakit jantung, hipovolemia ringan, nyeri punggung kronis.
Komplikasi tindakan pada analgesia spinal berupa hipotensi berat akibat blok simpatis sehingga terjadi venous pooling, bradikardia, hipoventilasi akibat paralisis saraf frenikus atau hipoperfusi pusat kendali napas, trauma pembuluh darah

Kesimpulan
            Pada kasus ini pasien seorang laki-laki berusia 81 tahun dengan diagnosis Hidrokel testis dextra dan akan dilakukan hidrokelektomi. Jenis anestesi yang digunakan adalah regional anastesi-anastesi spinal yaitu anastesi pada ruang subarachnoid kanalis spinalis regio antara vertebra lumbal 4-5. Pemilihan teknik anastesi berdasarkan pada faktor-faktor seperti usia, status fisik, jenis dan lokasi operasi, ketrampilan ahli bedah, ketrampilan ahli anastesi dan pendidikan. Komplikasi tindakan pada analgesia spinal berupa hipotensi berat akibat blok simpatis sehingga terjadi venous pooling, bradikardia, hipoventilasi akibat paralisis saraf frenikus atau hipoperfusi pusat kendali napas, trauma pembuluh darah

Referensi

1.      Hill SFC. Anesthesia Pharmacology. Diakses dari http://www.slideworld.com/wfsa/html/u7/u1210_08.htm.
2.      Agbakwuru EA, et.al. Hydrocelectomy under local anaesthesia in a Nigerian adult population. African Health Sciences 2008; 8(3): 160-162.
3.      Moelok FA, et al. MIMS edisi bahasa indonesia. Volume 7. Jakarta. CMP Medika. 2006.
4.      Latief, SA., Suryadi, KA., Dachlan, R. Petunjuk Praktis Anestesiologi. Edisi Kedua. Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif. Jakarta : FK UI. 2002.
5.      Pramono, Ardi, Sp.An, dr. Study Guide Anestesiologi dan Reanimasi. Yogyakarta : FK UMY. 2008

Penatalaksanaan Hidrokel Komunikan Testis pada Anak
Dibuat oleh: Erika Disiana W,Modifikasi terakhir pada Sat 03 of Sep, 2011 [12:57]
ABSTRAK
Hidrokel adalah penumpukan cairan berbatas tegas yang berlebihan di antara lapisan parietalis dan viseralis tunika vaginalis. Dalam keadaan normal, cairan yang berada di dalam rongga itu memang ada dan berada dalam keseimbangan antara produksi dan reabsorbsi oleh sistem limfatik di sekitarnya. Sekitar 10% bayi baru lahir mengalami hidrokel, dan umumnya akan hilang sendiri dalam tahun pertama kehidupan. Biasanya tidak terasa nyeri dan jarang membahayakan sehingga tidak membutuhkan pengobatan segera. Pada bayi hidrokel dapat terjadi mulai dari dalam  rahim. Pada usia kehamilan 28 minggu , testis turun dari rongga perut bayi kedalam skrotum, dimana setiap testis ada kantong yang mengikutinya sehingga terisi cairan yang mengelilingi testis tersebut. Pada orang dewasa, hidrokel bisa berasal dari proses radang atau cedera pada skrotum. Radang yang terjadi bisa berupa epididimitis (radang epididimis) atau orchitis (radang testis).

Keywords : Hidrokel komunikan, penatalaksanaan

KASUS
            Seorang anak laki-laki usia 2 tahun diantar ibunya ke RS karena pembesaran buah zakar kiri sejak 2 BSMRS, kenyal (+), tidak nyeri, membesar bila anak mengedan atau  mengangis, dan setelah main seharian, namun tiap pagi mengempis. BAK BAB (+) normal, muntah (-).Sewaktu bayi tidak dijumpai kelainan, riwayat flek (-), terjatuh (-), kemerahan pada testis (infeksi) disangkal.. Riwayat imunisasi lengkap sesuai umur. Riwayat keluarga dengan keluhan yang sama disangkal. Pemeriksaan fisik saat  inspeksi saat berbaring dan berdiri testis sinistra tampak lebih besar  +/- 5x5x3 cm, tidak ada benjolan pada lipat paha, sewaktu anak diminta mengedan benjolan  makin trelihat jelas. tidak hiperemis, nyeri (-), kenyal, mudah digerakkan, bunyi usus (-), transluminasi (+).
Diagnosis
            Hidrokel Komunikan Testis Sinistra
Penatalaksanaan
            Pro Hidrocelectomy Sinistra
DISKUSI
            Berdasar data diatas dari anamnesis didapatkan buah zakar mebesar sejak 2 bulan yang lalu, membesar jika anak menangis atau mengedan dan beraktivitas, kembali mengempis bila pagi hari. Nyeri ketika dipegang (-), mual muntah disangkal, BAK BAB seperti biasa. Dari pemeriksaan fisik didapatkan testis sinistra tampak lebih besar dari dextra, tidak tampak benjolan pada lipat paha. Palpasi teraba masa kistik lunak, tidak nyeri, tidak tampak tanda peradangan. Auskultasi tidak terdengar bising usus. Transluminasi menunjukan hasil yang positif. Dari hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik, dapat ditegakkan diagnosis hidrokel komunikan testis sinistra.
Penanganan hidrokel biasanya baru dikerjakan apabila penderita sudah merasa terganggu atau tidak nyaman atau jika hidrokelnya sedemikian besar sehingga mengancam aliran darah ke testis.
Pengobatannya bisa berupa aspirasi (pengisapan cairan) dengan bantuan sebuah jarum atau pembedahan. Tetapi jika dilakukan aspirasi, kemungkinan besar hidrokel akan berulang dan bisa terjadi infeksi. Setelah dilakukan aspirasi, bisa disuntikkan zat sklerotik tetrasiklin, natrium tetra desil sulfat atau urea) untuk menyumbat/menutup lubang di kantung skrotum sehingga cairan tidak akan tertimbun kembali. Hidrokel pada bayi biasanya ditunggu hingga anak mencapai usia 1 tahun dengan harapan setelah prosesus vaginalis menutup, hidrokel akan sembuh sendiri, tetapi jika hidrokel masih tetap ada atau bertambah besar perlu dipikirkan untuk dilakukan koreksi.
Pada pasien ini, usia sudah 2 tahun, sehingga terapi pembedahan lebih dipilih, karena processus vaginalis tidak akan menutup sendiri pada usia ini ( biasanya processus vaginalis menutup pada usia 1 tahun, maksimal 1.5 tahun). Aspirasi cairan hidrokel  tidak dipilih karena selain angka kekambuhannya tinggi, dan kadang kala dapat menimbulkan penyulit baru seperti infeksi.
Beberapa indikasi untuk melakukan operasi pada hidrokel adalah :
(1) Hidrokel yang besar sehingga dapat menekan pembuluh darah,
(2) Indikasi kosmetik
(3) Hidrokel permagna yang dirasakan terlalu berat dan mengganggu pasien dalam melakukan aktivitasnya sehari-hari.
Tindakan pembedahan berupa hidrokelektomi. Pengangkatan hidrokel bisa dilakukan anestesi umum ataupun regional (spinal).
Secara singkat teknik hidrokelektomi dapat dijelaskan sebagai berikut:
• Dengan pembiusan regional atau umum.
• Posisi pasien terlentang (supinasi).
• Desinfeksi lapangan pembedahan dengan larutan antiseptik.
• Lapangan pembedahan dipersempit dengan linen steril.
• Insisi kulit pada raphe pada bagian skrotum yang paling menonjol lapis demi lapis sampai tampak tunika vaginalis.
• Dilakukan preparasi tumpul untuk meluksir hidrokel, bila hidrokelnya besar sekali dilakukan aspirasi isi kantong terlebih dahulu.
• Insisi bagian yang paling menonjol dari hidrokel, kemudian dilakukan:
• Teknik Jaboulay: tunika vaginalis parietalis dimarsupialisasi dan bila diperlukan diplikasi dengan benang chromic cat gut.
• Teknik Lord: tunika vaginalis parietalis dieksisi dan tepinya diplikasi dengan benang chromic cat gut.
• Luka operasi ditutup lapis demi lapis dengan benang chromic cat gut
KESIMPULAN
            Penanganan hidrokel dengan pembedahan tidak selalu mutlak diperlukan. Pada bayi,  apabila tidak didapatkan gangguan bermakna biasanya ditunggu sampai usia 1 tahun, karena procesus vaginalis biasanya dapat menutup spontan tanpa intervensi. Apabila setalah usia 1 tahun belum menutup juga, tindakan intervensi dapat dipikirkan, Terdapat 2 macam intervensi pada hidrokel, aspirasi cairan dan operatif. Namun aspirasi cairan memiliki angka kekambuhan yang lebih tinggi dan dapat menimbulkan penyulit baru seperti infeksi.
DAFTAR PUSTAKA
1.    Purnomo, Basuki B., Dasar-Dasar Urologi, edisi kedua, Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, Malang, 2003 : 140-145, 186
2.    Rhoads et all., Surgical Principal and Practise, Lippincott Turtle, 1971
3.    Didi, Hidrokel, www.generalhealth.com., 2008
4.    Mantu, F.N., Hidrokel, Bedah Anak, Jakarta, EGC, 1993 : 33-35
5.    Sjamsuhidajat R. dan Jong W.D., Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi 4, Jakarta, EGC, 1997
6.    Rifki, M., Hidrokelektomi, www.bedahumum.wordpress.com., 2008



Hidrokel testis dextra pada pasien riwayat Hernirepair ec. HIL dextra
Dibuat oleh: Luhur Budi A,Modifikasi terakhir pada Tue 29 of Nov, 2011 [08:30]
Highlighted words: hidrokolektomi
 Abstrak
Hidrokel adalah penumpukan cairan berbatas tegas yang berlebihan di antara lapisan parietalis dan viseralis tunika vaginalis. Pada orang dewasa, hidrokel dapat terjadi secara idiopatik (primer) dan sekunder. Penyebab sekunder dapat terjadi karena didapatkan kelainan pada testis atau epididimis yang menyebabkan terganggunya sistem sekresi atau reabsorbsi cairan di kantong hidrokel. Kelainan pada testis itu mungkin suatu tumor, infeksi, atau trauma pada testis/epididimis. Pada kasus seorang laki-laki berusia 48 tahun dengan keluhan terdapat benjolan di buah pelir kanan. Benjolan tersebut semaik besar. Pada pemeriksaan fisik teraba massa di bagian ventral testis, jelas berbatas di bagian ventral, konsistensi kistus, testis sulit teraba, tidak teraba usus, ukuran massa tidak berubah pada saat perubahan posisi dan pada saat mengedan yaitu berukuran sekitar 7x8cm. Pemeriksaan transiluminasi positif. Berdasarkan anamnesis didapatkan 1 tahun sebelum membesar pasien pernah operasi HIL dextra (herniorepair). Kemudian pada pasien ini dilakukan hidrokolektomi.
Keyword: hidrokel testis dextra, herniorepair, hidrokolektomi
History
Seorang laki-laki berusia 48 tahun datang ke IGD RSUD Saras Husada Purworejo dengan keluhan terdapat benjolan di buah pelir kanan sejak 5 tahun sebelum masuk rumah sakit (SMRS). benjolan tersebut semaik besar, tetapi sepanjang melakukan aktivitas ukuran benjolan tersebut tidak berubah. Pasien tidak mengeluhkan nyeri pada benjolan tersebut. Pasien tidak mengalami mual, muntah, dan gangguan BAK, BAB. Pasien mempunyai riwayat herniorepair ec HIL dextra sekitar 1 tahun sebelum mulai skrotum terlihat membesar. Pada pemeriksaan fisik status lokalis didapatkan inspeksi terdapat massa, palpasi: teraba massa di bagian ventral testis, jelas berbatas di bagian ventral, konsistensi kistus, nyeri tekan tidak didapatkan, testis sulit teraba, tidak teraba usus, ukuran massa tidak berubah pada saat perubahan posisi dan pada saat mengedan. Pemeriksaan transiluminasi positif.
Diagnosis
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik diperoleh bahwa diagnosis kerja pada kasus ini adalah hidrokel testis dextra.
Terapi
Terapi yang dilakukan adalah hidrokolektomi.
Diskusi
Hidrokel adalah penumpukan cairan yang berlebihan di antara lapisan parietalis dan viseralis tunika vaginalis. Dalam keadaan normal, cairan yang berada di dalam rongga itu memang ada dan berada dalam keseimbangan antara produksi dan reabsorbsi oleh sistem limfatik di sekitarnya. Hidrokel yang terjadi pada bayi baru lahir dapat disebabkan karena belum sempurnanya penutupan prosesus vaginalis sehingga terjadi aliran cairan peritoneum ke prosesus vaginalis (hidrokel komunikans) atau belum sempurnanya sistem limfatik di daerah skrotum dalam melakukan reabsorbsi cairan hidrokel. Pada orang dewasa, hidrokel dapat terjadi secara idiopatik (primer) dan sekunder. Penyebab sekunder terjadi karena didapatkan kelainan pada testis atau epididimis yang menyebabkan terganggunya sistem sekresi atau reabsorbsi cairan di kantong hidrokel. Kelainan pada testis itu mungkin suatu tumor, infeksi, atau trauma pada testis/epididimis.
Pada kasus, pasien terdiagnosis hidrokel testis dextra karena berdasarkan gejala pasien mengeluh adanya benjolan di kantong skrotum yang tidak nyeri. Pada pemeriksaan fisis didapatkan adanya benjolan di kantong skrotum dengan konsistensi kistus dan pada pemeriksaan penerawangan menunjukkan adanya transiluminasi. Pada kasus ini salah satu faktor resiko yang menyeabkan terjadinya hidrokel testis adalah akibat post herniorepair yang kurang sempurna..
Kesimpulan
Hidrokel adalah penumpukan cairan yang berlebihan di antara lapisan parietalis dan viseralis tunika vaginalis. Pada kasus, pasien terdiagnosis hidrokel testis dexta karena berdasarkan gejala pasien mengeluh adanya benjolan di kantong skrotum yang tidak nyeri. Pada pemeriksaan fisis didapatkan adanya benjolan di kantong skrotum dengan konsistensi kistus dan pada pemeriksaan penerawangan menunjukkan adanya transiluminasi. Pada kasus ini salah satu faktor resiko yang menyeabkan terjadinya hidrokel testis adalah akibat herniorepair yang tidak sempurna.
Referensi
1.      Scott E Rudkin, 2010, Hidrokel, emedicine, USA
2.      Wim de jong, Sjamsuhidayat.R, 1997, Hidrokel, dalam Buku ajar Ilmu Bedah; EGC, Jakarta
3.      Sabiston. 1995 Buku Ajar Ilmu Bedah. Volume 1. Cetakan ke-2. EGC. Jakarta
4.    Garriga V, Serrano A, Marin A, Medrano S, Roson N, Pruna X. AS dari tunika vaginalis testis: hubungan anatomi dan kondisi patologis..; Radiographics. Nov 2009 29 (7) :2017-32 
5.      Bayne A, Paduch D, Skoog SJ,. Tekanan dan anatomi karakteristik fluida hydroceles abdominoscrotal pada bayi Urol. J..Oktober 2008; 180 (4 Suppl) :1720-3; diskusi 1723

Hidrokelektomi

Definisi

Suatu tindakan pembedahan untuk mengeluarkan cairan dan memotong sebagian tunika vaginalis testis

b. Ruang lingkup

Semua penderita yang datang dengan keluhan pembengkakan skrotum dan pada pemeriksaan didapatkan tes transiluminasi yang positif.

Hidrokel adalah penumpukan cairan antara tunika vaginalis dan testis.

Dalam kaitan penegakan diagnosis dan pengobatan, diperlukan disiplin ilmu yang terkait yaitu Radiologi.

c. Indikasi operasi

Hidrokel yang:

- besar sehingga dapat menekan pembuluh darah yang menuju testis

- mengganggu kenyamanan atau mengganggu aktivitas sehari-hari

- menganggu kosmetik

d. Kontra indikasi operasi:

Umum

e. Diagnosis Banding

- Tumor testis

- Kista epididimis

- Spermatocele

- Hernia scrotalis

f. Pemeriksaan Penunjang

Ultrasonografi bila pemeriksaan klinis meragukan.



Tehnik Operasi
Secara singkat tehnik dari hidrokelektomi dapat dijelaskan sebagai berikut:

· Dengan pembiusan regional atau umum.

· Posisi pasien terlentang (supinasi).

· Desinfeksi lapangan pembedahan dengan larutan antiseptik.

· Lapangan pembedahan dipersempit dengan linen steril.

· Insisi kulit pada raphe pada bagian skrotum yang paling menonjol lapis demi lapis sampai tampak tunika vaginalis.

· Dilakukan preparasi tumpul untuk meluksir hidrokel, bila hidrokelnya besar sekali dilakukan aspirasi isi kantong terlebih dahulu.

· Insisi bagian yang paling menonjol dari hidrokel, kemudian dilakukan:

o Teknik Jaboulay: tunika vaginalis parietalis dimarsupialisasi dan bila diperlukan diplikasi dengan benang chromic cat gut.

o Teknik Lord: tunika vaginalis parietalis dieksisi dan tepinya diplikasi dengan benang chromic cat gut.

· Luka operasi ditutup lapis demi lapis dengan benang chromic cat gut.

Komplikasi operasi
Komplikasi pasca bedah ialah perdarahan dan infeksi luka operasi.

No comments:

Post a Comment

chitika