Dibuat
oleh: Budiman S A,Modifikasi terakhir pada Sat 04 of Sep, 2010 [01:21 UTC]
Abstrak
Hidrokelektomi adalah suatu tindakan pembedahan untuk mengeluarkan cairan dan memotong sebagian
tunika vaginalis testis. Anestesi regional adalah tindakan medis
dengan memberikan obat-obatan anestesi lokal ke ruang subarachnoid (anestesi
spinal) atau rongga epidural (anestesi epidural) yang mengakibatkan terjadinya
blokade sensoris dan atau motoris pada level yang dikehendaki yang bersifat
sementara. Struma nodosa adalah tumor atau pembesaran pada kelenjar
tiroid. Pada pasien ini dari anamnesa didapatkan keluhan ada benjolan di kantung pelir sebelah kanan, nyeri dan sulit
buang air kecil
. Kemudian akan dilakukan hidrokelektomi dengan anestesi regional. Pasien mempunyai riwayat benjolan dileher
sejak kecil. Dari pemeriksaan fisik didapatkan benjolan pada buah
pelir kanan dengan besar diameter 10cm, benjolan dileher dan secara umum tidak didapatkan kelainan.
Kata kunci :hidrokel, struma
nodosa, hidrokelektomi, anestesi regional
Kasus
Seorang laki-laki berusia 81 tahun datang ke IGD diantar keluarga dengan keluhan ada benjolan di kantung pelir
sebelah kanan sejak 2 bulan yang lalu, benjolan semakin lama semakin besar.
Selain itu pasien juga mengeluh nyeri dan sulit buang air
kecil sejak 10 hari yang lalu, dan benjolan di leher dirasakan sejak kecil.
Pasien mencoba berobat ke berbagai tempat seperti dokter dan pengobatan
tradisional tetapi keluhan tidak membaik. Pasien memiliki riwayat benjolan
di leher dirasakan sejak kecil, Riwayat kencing manis, hipertensi,
asma, dan sakit jantung disangkal. Tidak ada riwayat alergi
terhadap obat-obatan tertentu.
Dari pemeriksaan didapatkan, Keadaan umum cukup,
Kesadaran compos mentis,Tekanan Darah 110/80 mmHg, Nadi 80
x/menit, Respirasi 20 x/menit, Suhu 36,6 0 C. Pemeriksaan
kepala-leher terdapat pembesaran kelenjar tiroid dengan diameter lebih kurang
10 cm. Pada thorak, abdomen dan ekstrimitas dalam batas normal, pada alat
genital didapatkan benjolan
di scrotum dextra diameter lebih kurang 10 cm, kenyal, nyeri,
diapanaskopi positif.
Pemerikasaan penunjang : darah lengkap LED 1 jam H 50 mm,
LED 2 jam H 75 mm. Foto Thorax: bronchitis dan besar cor
normal, ECG: dalam batas normal.
Diagnosis
Hidrokel Testis Dextra
Terapi
Pada tindakan anestesi diberikan premedikasi berupa
ondansetron 4 mg i.v dan antrain 1000 mgr i.v, pada induksi anastesi disuntikan
secara SAB pada vertebra lumbal 3-4 obat yang digunakan adalah bupivacain 20mg,
kemudian untuk menjaga oksigenasi diberikan O2 3L/m. setelah operasi diawasi tensi, nadi,dan pernafasan tiap setengah jam, Infus
RL 20 tetes per menit, Inj Antrain 1gr/8 jam i.v, Bed rest 24 jam, Tidur menggunakan bantal.
Diskusi
Sebelum dilakukan operasi pada pasien ini kami melakukan
kunjungan pra anestesi terlebih dahulu, hal ini bertujuan untuk mempersiapkan
fisik dan mental pasien, merencanakan dan memilih teknik serta obat anestesi
yang sesuai, serta menentukan klasifikasi sesuai dengan ASA sebagai gambaran
prognosis pasien secara umum.
Keadaan umum pasien pada saat datang ke rumah sakit pada tanggal 2 Januari 2010 dalam
keadaan baik dan kompos mentis. Pasien datang sendiri ke IGD
dengan keluhan ada benjolan di kantung pelir
sebelah kanan sejak ± 2 bulan yang lalu, benjolan semakin lama semakin besar.
Selain itu pasien juga mengeluh nyeri dan sulit buang air
kecil sejak ± 10 hari yang lalu, dan benjolan di leher dirasakan sejak kecil.
Pasien mencoba berobat ke berbagai tempat seperti dokter dan pengobatan
tradisional tetapi keluhan tidak membaik.
Setelah itu dilakukan pemeriksaan fisik pada pasien ini
dan didapatkan adanya kelainan berupa konjungtiva mata sedikit pucat, ada
benjolan atau massa di leher atau suatu struma nodosa, akan tetapi tanda dan
gejala hipertiroid maupun hipotiroid tidak tampak pada pasien ini, dan adanya benjolan di skrotum sebelah kanan atau suatu hidrocele. Pada pasien ini dilakukan juga
pemeriksaan penunjang berupa lab darah, rontgen thoraks, dan ECG.
Dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang diperoleh gambaran mengenai status fisik pasien pra-anestesi adalah
ASA II, yaitu Pasien dengan penyakit sistemik ringan atau sedang yang
tidak berhubungan dengan pembedahan, dan pasien masih dapat melakukan aktivitas
sehari-hari. Setelah memenuhi syarat operasi, tanggal pelaksanaan
operasi ditentukan. Pasien diminta untuk puasa selama 8 jam, dan untuk
mengganti cairan yang hilang selama puasa, pasien diberikan infus RL 20 tetes
per menit.
Berdasarkan status fisik pasien ASA II, maka jenis
anestesi yang paling baik digunakan dalam operasi hidrocelectomy ini adalah
dengan regional anestesi jenis spinal anestesia.
Anestesi regional adalah tindakan medis dengan memberikan
obat-obatan anestesi lokal ke ruang subarachnoid (anestesi spinal) atau rongga
epidural (anestesi epidural) yang mengakibatkan terjadinya blokade sensoris dan
atau motoris pada level yang dikehendaki yang bersifat sementara. Fungsi
motorik dapat terpengaruh sebagian atau seluruhnya dan pasien masih tetap dalam
keadaan sadar. Analgesia spinal (intratekal, intradural, subdural,
subarachnoid) ialah pemberian obat anastetik lokal ke dalam ruang subarachnoid.
Anastesi spinal diperoleh dengan cara menyuntikan anestetik lokal ke dalam
ruang subarachnoid.
Indikasi analgesia spinal : keinginan
penderita,
operasi pada daerah lower abdominalis (ekstremitas
inferior, sectio caesaria, operasi urologi), penyakit
mendasar : DM, kelainan katup, asma, uremia, PPOK yang muncul bersamaan dengan
penyakit bagian bawah yang membutuhkan pembedahan ,misalnya DM dengan BPH atau
PPOK dengan haemorrhoid, bedah abdomen atas dan pediatri biasanya dikombinasi
dengan anestesi umum ringan.
Sedangkan
kontraindikasi absolut analgesi spinal : pasien menolak,
infeksi pada tempat penyuntikan, hipovolemia
berat, syok,
koagulopati atau mendapat terapi antikoagulan, tekanan intrakranial meninggi, fasilitas resusitasi minim, kurang
pengalaman/tanpa didampingi konsultan anestesia. Dan kontraindikasi
relatif analgesia spinal : infeksi sistemik (sepsis, bakteremi), infeksi sekitar tempat suntikan, kelainan neurologis, kelainan
psikis,
bedah lama, penyakit jantung, hipovolemia ringan, nyeri
punggung kronis.
Komplikasi
tindakan pada analgesia spinal berupa hipotensi berat akibat blok simpatis
sehingga terjadi venous pooling, bradikardia, hipoventilasi akibat paralisis
saraf frenikus atau hipoperfusi pusat kendali napas, trauma pembuluh darah
Kesimpulan
Pada kasus ini pasien seorang laki-laki berusia 81 tahun
dengan diagnosis Hidrokel
testis dextra dan akan dilakukan hidrokelektomi. Jenis anestesi yang digunakan adalah regional anastesi-anastesi spinal
yaitu anastesi pada ruang subarachnoid kanalis spinalis regio antara vertebra lumbal
4-5. Pemilihan teknik anastesi berdasarkan pada faktor-faktor seperti usia,
status fisik, jenis dan lokasi operasi, ketrampilan ahli bedah, ketrampilan
ahli anastesi dan pendidikan. Komplikasi tindakan pada analgesia spinal berupa
hipotensi berat akibat blok simpatis sehingga terjadi venous pooling,
bradikardia, hipoventilasi akibat paralisis saraf frenikus atau hipoperfusi
pusat kendali napas, trauma pembuluh darah
Referensi
1. Hill SFC. Anesthesia
Pharmacology. Diakses dari http://www.slideworld.com/wfsa/html/u7/u1210_08.htm.
2. Agbakwuru
EA, et.al. Hydrocelectomy under local anaesthesia in a Nigerian
adult population.
African Health Sciences 2008; 8(3): 160-162.
3. Moelok FA, et al. MIMS
edisi bahasa indonesia. Volume 7. Jakarta. CMP Medika. 2006.
4. Latief,
SA., Suryadi, KA., Dachlan, R. Petunjuk Praktis Anestesiologi. Edisi Kedua. Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif. Jakarta : FK UI. 2002.
5. Pramono, Ardi, Sp.An,
dr. Study Guide Anestesiologi dan Reanimasi. Yogyakarta : FK UMY.
2008
Penatalaksanaan Hidrokel Komunikan
Testis pada Anak
Dibuat
oleh: Erika Disiana W,Modifikasi terakhir pada Sat 03 of Sep, 2011 [12:57]
ABSTRAK
Hidrokel
adalah penumpukan cairan berbatas tegas yang berlebihan di antara lapisan
parietalis dan viseralis tunika vaginalis. Dalam keadaan normal, cairan yang
berada di dalam rongga itu memang ada dan berada dalam keseimbangan antara
produksi dan reabsorbsi oleh sistem limfatik di sekitarnya. Sekitar 10% bayi
baru lahir mengalami hidrokel, dan umumnya akan hilang sendiri dalam tahun
pertama kehidupan. Biasanya tidak terasa nyeri dan jarang membahayakan sehingga
tidak membutuhkan pengobatan segera. Pada bayi hidrokel dapat terjadi mulai
dari dalam rahim. Pada usia kehamilan 28 minggu , testis turun dari
rongga perut bayi kedalam skrotum, dimana setiap testis ada kantong yang
mengikutinya sehingga terisi cairan yang mengelilingi testis tersebut. Pada
orang dewasa, hidrokel bisa berasal dari proses radang atau cedera pada
skrotum. Radang yang terjadi bisa berupa epididimitis (radang epididimis) atau
orchitis (radang testis).
Keywords
: Hidrokel komunikan, penatalaksanaan
KASUS
Seorang anak laki-laki usia 2 tahun diantar ibunya ke RS karena pembesaran buah
zakar kiri sejak 2 BSMRS, kenyal (+), tidak nyeri, membesar bila anak mengedan
atau mengangis, dan setelah main seharian, namun tiap pagi mengempis. BAK
BAB (+) normal, muntah (-).Sewaktu bayi tidak dijumpai kelainan, riwayat flek
(-), terjatuh (-), kemerahan pada testis (infeksi) disangkal.. Riwayat
imunisasi lengkap sesuai umur. Riwayat keluarga dengan keluhan yang sama
disangkal. Pemeriksaan fisik saat inspeksi saat berbaring dan berdiri
testis sinistra tampak lebih besar +/- 5x5x3 cm, tidak ada benjolan
pada lipat paha, sewaktu anak diminta mengedan benjolan makin trelihat
jelas. tidak hiperemis, nyeri (-), kenyal, mudah digerakkan, bunyi usus (-),
transluminasi (+).
Diagnosis
Hidrokel Komunikan Testis Sinistra
Penatalaksanaan
Pro Hidrocelectomy Sinistra
DISKUSI
Berdasar data diatas dari anamnesis didapatkan buah zakar mebesar sejak 2 bulan
yang lalu, membesar jika anak menangis atau mengedan dan beraktivitas, kembali
mengempis bila pagi hari. Nyeri ketika dipegang (-), mual muntah disangkal, BAK
BAB seperti biasa. Dari pemeriksaan fisik didapatkan testis sinistra tampak
lebih besar dari dextra, tidak tampak benjolan pada lipat paha. Palpasi teraba
masa kistik lunak, tidak nyeri, tidak tampak tanda peradangan. Auskultasi tidak
terdengar bising usus. Transluminasi menunjukan hasil yang positif. Dari hasil
anamnesis dan pemeriksaan fisik, dapat ditegakkan diagnosis hidrokel komunikan
testis sinistra.
Penanganan
hidrokel biasanya baru dikerjakan apabila penderita sudah merasa terganggu atau
tidak nyaman atau jika hidrokelnya sedemikian besar sehingga mengancam aliran
darah ke testis.
Pengobatannya
bisa berupa aspirasi (pengisapan cairan) dengan bantuan sebuah jarum atau
pembedahan. Tetapi jika dilakukan aspirasi, kemungkinan besar hidrokel akan
berulang dan bisa terjadi infeksi. Setelah dilakukan aspirasi, bisa disuntikkan
zat sklerotik tetrasiklin, natrium tetra desil sulfat atau urea) untuk
menyumbat/menutup lubang di kantung skrotum sehingga cairan tidak akan
tertimbun kembali. Hidrokel pada bayi biasanya ditunggu hingga anak mencapai
usia 1 tahun dengan harapan setelah prosesus vaginalis menutup, hidrokel akan
sembuh sendiri, tetapi jika hidrokel masih tetap ada atau bertambah besar perlu
dipikirkan untuk dilakukan koreksi.
Pada
pasien ini, usia sudah 2 tahun, sehingga terapi pembedahan lebih dipilih,
karena processus vaginalis tidak akan menutup sendiri pada usia ini ( biasanya
processus vaginalis menutup pada usia 1 tahun, maksimal 1.5 tahun). Aspirasi
cairan hidrokel tidak dipilih karena selain angka kekambuhannya tinggi,
dan kadang kala dapat menimbulkan penyulit baru seperti infeksi.
Beberapa
indikasi untuk melakukan operasi pada hidrokel adalah :
(1) Hidrokel yang besar sehingga dapat menekan pembuluh darah,
(1) Hidrokel yang besar sehingga dapat menekan pembuluh darah,
(2)
Indikasi kosmetik
(3)
Hidrokel permagna yang dirasakan terlalu berat dan mengganggu pasien dalam
melakukan aktivitasnya sehari-hari.
Tindakan
pembedahan berupa hidrokelektomi. Pengangkatan hidrokel bisa dilakukan anestesi
umum ataupun regional (spinal).
Secara
singkat teknik hidrokelektomi dapat dijelaskan sebagai berikut:
•
Dengan pembiusan regional atau umum.
•
Posisi pasien terlentang (supinasi).
•
Desinfeksi lapangan pembedahan dengan larutan antiseptik.
•
Lapangan pembedahan dipersempit dengan linen steril.
•
Insisi kulit pada raphe pada bagian skrotum yang paling menonjol lapis demi
lapis sampai tampak tunika vaginalis.
•
Dilakukan preparasi tumpul untuk meluksir hidrokel, bila hidrokelnya besar
sekali dilakukan aspirasi isi kantong terlebih dahulu.
•
Insisi bagian yang paling menonjol dari hidrokel, kemudian dilakukan:
•
Teknik Jaboulay: tunika vaginalis parietalis dimarsupialisasi dan bila
diperlukan diplikasi dengan benang chromic cat gut.
•
Teknik Lord: tunika vaginalis parietalis dieksisi dan tepinya diplikasi dengan
benang chromic cat gut.
•
Luka operasi ditutup lapis demi lapis dengan benang chromic cat gut
KESIMPULAN
Penanganan hidrokel dengan pembedahan tidak selalu mutlak diperlukan. Pada
bayi, apabila tidak didapatkan gangguan bermakna biasanya ditunggu sampai
usia 1 tahun, karena procesus vaginalis biasanya dapat menutup spontan tanpa
intervensi. Apabila setalah usia 1 tahun belum menutup juga, tindakan
intervensi dapat dipikirkan, Terdapat 2 macam intervensi pada hidrokel,
aspirasi cairan dan operatif. Namun aspirasi cairan memiliki angka kekambuhan
yang lebih tinggi dan dapat menimbulkan penyulit baru seperti infeksi.
DAFTAR
PUSTAKA
1.
Purnomo, Basuki B., Dasar-Dasar Urologi, edisi kedua, Fakultas Kedokteran
Universitas Brawijaya, Malang, 2003 : 140-145, 186
2.
Rhoads et all., Surgical Principal and Practise, Lippincott Turtle, 1971
3.
Didi, Hidrokel, www.generalhealth.com., 2008
4.
Mantu, F.N., Hidrokel, Bedah Anak, Jakarta, EGC, 1993 : 33-35
5.
Sjamsuhidajat R. dan Jong W.D., Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi 4, Jakarta, EGC,
1997
6.
Rifki, M., Hidrokelektomi, www.bedahumum.wordpress.com., 2008
Hidrokel testis dextra pada pasien
riwayat Hernirepair ec. HIL dextra
Dibuat
oleh: Luhur Budi A,Modifikasi terakhir pada Tue 29 of Nov, 2011 [08:30]
Highlighted
words: hidrokolektomi
Abstrak
Hidrokel
adalah penumpukan cairan berbatas tegas yang berlebihan di antara lapisan
parietalis dan viseralis tunika vaginalis. Pada orang dewasa, hidrokel dapat
terjadi secara idiopatik (primer) dan sekunder. Penyebab sekunder dapat terjadi
karena didapatkan kelainan pada testis atau epididimis yang menyebabkan
terganggunya sistem sekresi atau reabsorbsi cairan di kantong hidrokel.
Kelainan pada testis itu mungkin suatu tumor, infeksi, atau trauma pada
testis/epididimis. Pada kasus seorang laki-laki berusia 48 tahun dengan
keluhan terdapat benjolan di buah pelir kanan. Benjolan tersebut semaik
besar. Pada pemeriksaan fisik teraba massa di bagian ventral
testis, jelas berbatas di bagian ventral, konsistensi kistus, testis sulit
teraba, tidak teraba usus, ukuran massa tidak berubah pada saat perubahan
posisi dan pada saat mengedan yaitu berukuran sekitar 7x8cm. Pemeriksaan
transiluminasi positif. Berdasarkan anamnesis didapatkan 1 tahun sebelum
membesar pasien pernah operasi HIL dextra (herniorepair). Kemudian pada pasien
ini dilakukan hidrokolektomi.
Keyword: hidrokel testis dextra, herniorepair,
hidrokolektomi
History
Seorang
laki-laki berusia 48 tahun datang ke IGD RSUD Saras Husada Purworejo dengan
keluhan terdapat benjolan di buah pelir kanan sejak 5 tahun sebelum masuk
rumah sakit (SMRS). benjolan tersebut semaik besar, tetapi sepanjang melakukan
aktivitas ukuran benjolan tersebut tidak berubah. Pasien tidak mengeluhkan
nyeri pada benjolan tersebut. Pasien tidak mengalami mual, muntah, dan gangguan
BAK, BAB. Pasien mempunyai riwayat herniorepair ec HIL dextra sekitar 1 tahun
sebelum mulai skrotum terlihat membesar. Pada pemeriksaan fisik
status lokalis didapatkan inspeksi terdapat massa, palpasi: teraba massa di
bagian ventral testis, jelas berbatas di bagian ventral, konsistensi kistus,
nyeri tekan tidak didapatkan, testis sulit teraba, tidak teraba usus, ukuran
massa tidak berubah pada saat perubahan posisi dan pada saat mengedan.
Pemeriksaan transiluminasi positif.
Diagnosis
Berdasarkan
anamnesis dan pemeriksaan fisik diperoleh bahwa diagnosis kerja pada kasus ini
adalah hidrokel testis dextra.
Terapi
Terapi
yang dilakukan adalah hidrokolektomi.
Diskusi
Hidrokel
adalah penumpukan cairan yang berlebihan di antara lapisan parietalis dan
viseralis tunika vaginalis. Dalam keadaan normal, cairan yang berada di dalam
rongga itu memang ada dan berada dalam keseimbangan antara produksi dan
reabsorbsi oleh sistem limfatik di sekitarnya. Hidrokel yang terjadi pada bayi
baru lahir dapat disebabkan karena belum sempurnanya penutupan prosesus
vaginalis sehingga terjadi aliran cairan peritoneum ke prosesus vaginalis
(hidrokel komunikans) atau belum sempurnanya sistem limfatik di daerah skrotum
dalam melakukan reabsorbsi cairan hidrokel. Pada orang dewasa, hidrokel dapat
terjadi secara idiopatik (primer) dan sekunder. Penyebab sekunder terjadi
karena didapatkan kelainan pada testis atau epididimis yang menyebabkan
terganggunya sistem sekresi atau reabsorbsi cairan di kantong hidrokel.
Kelainan pada testis itu mungkin suatu tumor, infeksi, atau trauma pada
testis/epididimis.
Pada
kasus, pasien terdiagnosis hidrokel testis dextra karena berdasarkan gejala
pasien mengeluh adanya benjolan di kantong skrotum yang tidak nyeri. Pada
pemeriksaan fisis didapatkan adanya benjolan di kantong skrotum dengan
konsistensi kistus dan pada pemeriksaan penerawangan menunjukkan adanya
transiluminasi. Pada kasus ini salah satu faktor resiko yang menyeabkan
terjadinya hidrokel testis adalah akibat post herniorepair yang kurang
sempurna..
Kesimpulan
Hidrokel
adalah penumpukan cairan yang berlebihan di antara lapisan parietalis dan
viseralis tunika vaginalis. Pada kasus, pasien terdiagnosis hidrokel testis dexta karena
berdasarkan gejala pasien mengeluh adanya benjolan di kantong skrotum yang
tidak nyeri. Pada pemeriksaan fisis didapatkan adanya benjolan di kantong
skrotum dengan konsistensi kistus dan pada pemeriksaan penerawangan menunjukkan
adanya transiluminasi. Pada kasus ini salah satu faktor resiko yang menyeabkan
terjadinya hidrokel testis adalah akibat herniorepair yang tidak sempurna.
Referensi
1.
Scott E Rudkin, 2010, Hidrokel, emedicine, USA
2.
Wim de jong, Sjamsuhidayat.R, 1997, Hidrokel, dalam Buku ajar Ilmu Bedah; EGC,
Jakarta
3.
Sabiston. 1995 Buku Ajar Ilmu Bedah. Volume 1. Cetakan ke-2. EGC. Jakarta
4.
Garriga V, Serrano A, Marin A, Medrano S, Roson N, Pruna X. AS dari
tunika vaginalis testis: hubungan anatomi dan kondisi patologis..; Radiographics. Nov
2009 29 (7) :2017-32
5.
Bayne A, Paduch D, Skoog SJ,. Tekanan dan anatomi karakteristik fluida
hydroceles abdominoscrotal pada bayi Urol. J..Oktober 2008; 180 (4
Suppl) :1720-3; diskusi 1723
Hidrokelektomi
Definisi
Suatu tindakan pembedahan untuk mengeluarkan cairan dan memotong sebagian tunika vaginalis testis
b. Ruang lingkup
Semua penderita yang datang dengan keluhan pembengkakan skrotum dan pada pemeriksaan didapatkan tes transiluminasi yang positif.
Hidrokel adalah penumpukan cairan antara tunika vaginalis dan testis.
Dalam kaitan penegakan diagnosis dan pengobatan, diperlukan disiplin ilmu yang terkait yaitu Radiologi.
c. Indikasi operasi
Hidrokel yang:
- besar sehingga dapat menekan pembuluh darah yang menuju testis
- mengganggu kenyamanan atau mengganggu aktivitas sehari-hari
- menganggu kosmetik
d. Kontra indikasi operasi:
Umum
e. Diagnosis Banding
- Tumor testis
- Kista epididimis
- Spermatocele
- Hernia scrotalis
f. Pemeriksaan Penunjang
Ultrasonografi bila pemeriksaan klinis meragukan.
Tehnik Operasi
Secara singkat tehnik dari hidrokelektomi dapat dijelaskan sebagai berikut:
· Dengan pembiusan regional atau umum.
· Posisi pasien terlentang (supinasi).
· Desinfeksi lapangan pembedahan dengan larutan antiseptik.
· Lapangan pembedahan dipersempit dengan linen steril.
· Insisi kulit pada raphe pada bagian skrotum yang paling menonjol lapis demi lapis sampai tampak tunika vaginalis.
· Dilakukan preparasi tumpul untuk meluksir hidrokel, bila hidrokelnya besar sekali dilakukan aspirasi isi kantong terlebih dahulu.
· Insisi bagian yang paling menonjol dari hidrokel, kemudian dilakukan:
o Teknik Jaboulay: tunika vaginalis parietalis dimarsupialisasi dan bila diperlukan diplikasi dengan benang chromic cat gut.
o Teknik Lord: tunika vaginalis parietalis dieksisi dan tepinya diplikasi dengan benang chromic cat gut.
· Luka operasi ditutup lapis demi lapis dengan benang chromic cat gut.
Komplikasi operasi
Komplikasi pasca bedah ialah perdarahan dan infeksi luka operasi.
Suatu tindakan pembedahan untuk mengeluarkan cairan dan memotong sebagian tunika vaginalis testis
b. Ruang lingkup
Semua penderita yang datang dengan keluhan pembengkakan skrotum dan pada pemeriksaan didapatkan tes transiluminasi yang positif.
Hidrokel adalah penumpukan cairan antara tunika vaginalis dan testis.
Dalam kaitan penegakan diagnosis dan pengobatan, diperlukan disiplin ilmu yang terkait yaitu Radiologi.
c. Indikasi operasi
Hidrokel yang:
- besar sehingga dapat menekan pembuluh darah yang menuju testis
- mengganggu kenyamanan atau mengganggu aktivitas sehari-hari
- menganggu kosmetik
d. Kontra indikasi operasi:
Umum
e. Diagnosis Banding
- Tumor testis
- Kista epididimis
- Spermatocele
- Hernia scrotalis
f. Pemeriksaan Penunjang
Ultrasonografi bila pemeriksaan klinis meragukan.
Tehnik Operasi
Secara singkat tehnik dari hidrokelektomi dapat dijelaskan sebagai berikut:
· Dengan pembiusan regional atau umum.
· Posisi pasien terlentang (supinasi).
· Desinfeksi lapangan pembedahan dengan larutan antiseptik.
· Lapangan pembedahan dipersempit dengan linen steril.
· Insisi kulit pada raphe pada bagian skrotum yang paling menonjol lapis demi lapis sampai tampak tunika vaginalis.
· Dilakukan preparasi tumpul untuk meluksir hidrokel, bila hidrokelnya besar sekali dilakukan aspirasi isi kantong terlebih dahulu.
· Insisi bagian yang paling menonjol dari hidrokel, kemudian dilakukan:
o Teknik Jaboulay: tunika vaginalis parietalis dimarsupialisasi dan bila diperlukan diplikasi dengan benang chromic cat gut.
o Teknik Lord: tunika vaginalis parietalis dieksisi dan tepinya diplikasi dengan benang chromic cat gut.
· Luka operasi ditutup lapis demi lapis dengan benang chromic cat gut.
Komplikasi operasi
Komplikasi pasca bedah ialah perdarahan dan infeksi luka operasi.
No comments:
Post a Comment